Minggu, 31 Oktober 2021

Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Hakikat Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam sebuah karangan/tulisan, paragraf mempunyai fungsi memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu topik atau tema dengan topik atau tema yang lain karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit pikiran atau ide pokok. Ide pokok tersebut berfungsi sebagai pengendali informasi yang diungkapkan melalui sejumlah kalimat. 

Paragraf mempunyai ide pokok (gagasan utama) yang dikemas dalam kalimat topik. Bagi penulis, ide pokok itu menjadi pengendali untuk kalimat-kalimat penjelas/pengembang agar tidak keluar dari pokok pembicaraan. Sementara itu, bagi pembaca ide pokok itu menjadi penuntun dalam memahami isi karena di situlah inti informasi yang ingin disampaikan penulis. Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat lainnya merupakan pengembang yang berfungsi memperjelas atau menerangkan kalimat topik. 

Dalam sebuah paragraf, inti permasalahan terdapat pada topik utama atau pikiran utama. Semua pembicaraan dalam paragraf terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok perbincangan sehingga juga sering disebut gagasan pokok, gagasan utama, atau ide pokok. Gagasan utama tersebut dikemas dalam sebuah kalimat topik. 

Fungsi kalimat topik sangat penting, yaitu memberitahukan kepada pembaca mengenai apa yang diperbincangkan di dalam paragraf itu. Untuk membuat paragraf, kalimat topik harus dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Semua kalimat tersebut secara bersama-sama menyatakan satu hal atau satu tema tertentu. 


Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Berdasarkan pola pernalaran, pengelompokan paragraf didasarkan pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan menyebar. 

1) Paragraf Deduktif 

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung gagasan utama. Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas dalam kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang ada dalam kalimat topiknya. 

Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.  


2) Paragraf Induktif 

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian akhir. Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu a) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasa utama dan b) kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu. 

Untuk menjaga koherensi antarkalimat dalam paragraf, dalam perumusan kalimat simpulan itu acap digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa yang biasa digunakan sebagai penumpu kalimat simpulan itu adalah jadi, akhirnya, akibatnya, oleh karena itu, maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, dan dengan demikian. 

Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit. 


3) Paragraf Deduktif-Induktif 

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik itu hanya merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi. 

Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, diikuti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas, dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan kalimat topik yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama. 

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. 


4) Paragraf Ineratif 

Paragraf inretaif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk menguatkan atau mempertegas informasi.

Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung. 

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Dalam menyampaikan informasi penulis memulai dengan menampilkan hal-hal yang bersifat khusus. Penulis mengawalinya dengan menampilkan bermacam-macam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia kemudian menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik. Untuk menegaskan bahwa semua yang terjadi itu merupakan musibah yang menimpa masyarakat Indonesia, penulis menambahkan informasi yang berupa akibat dari bencana itu. 


5) Ide Pokok Menyebar 

Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya. Contoh: 

Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati. 

Gagasan utama paragraf tersebut tidak terdapat pada kalimat pertama, kedua, dan seterusnya. Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu, pembaca harus menyimpulkan isi paragraf itu. Dengan memperhatikan setiap kalimat dalam paragraf itu, kita dapat menyarikan isinya, yaitu gambaran suasana pada pagi hari yang cerah. Inti sari itulah yang menjadi gagasan utamanya.



Referensi:

Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia – Paragraf. Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Jakarta.
Continue reading Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Minggu, 10 Oktober 2021

Data Fakta dan Opini

DATA, FAKTA, OPINI

Bahan utama dalam membuat laporan adalah data dan fakta. Namun, kadang-kadang perlu disisipkan opini-opini berdasarkan data/fakta yang diperoleh. Selain itu, data, fakta, dan opini juga sering digunakan di dalam teks, seperti teks eksposisi, persuasi, eksplanasi, dsb. Opini merupakan buah piker atau pendapat penulis. Opini tersebut akan diperkuat dengan data dan fakta. Berikut penjelasan ketiga tersebut. 

1. Data

Data merupakan keterangan yang benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar analisis atau kesimpulan. Ada dua jenis data, yaitu: 

Data kualitatif: data tidak berbentuk angka. 

Data kuantitatif: data berbentuk angka


2. Fakta 

Fakta yaitu hal (keadaan/peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi, apa adanya, tidak dibumbui. Fakta lebih akurat kalau didukung data. Fakta yang bermuatan data lazimnya hanya disebut fakta saja. 

Ciri-ciri fakta: logis, objektif, faktual, telah terjadi, atau didukung data. Fakta biasanya dapat menjawab pertanya apa. siapa, kapan, di mana, atau berapa.

Ciri-ciri Kalimat Fakta
1) dapat dibuktikan kebenarannya

2) berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)

3) mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya

4) dikumpulkan dari narasumber yang terpercaya

5) bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi
dengan gambar objek

6) biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H

7) menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi

8) informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya

9) pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya

10) penalaran fakta cenderung induktif.


Jenis jenis Kalimat Fakta
a) Fakta umum

Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman.

Contoh : Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat.

 

b) Fakta khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu.

Contoh : Saat ini hampir seluruh dunia mengalami wabah yang sama, yaitu corona viru


3. Opini 

Opini merupakan pemikiran, pendirian, pandangan, keyakinan, gagasan, pendapat, usul, saran, penilaian, interpretasi/ penafsiran, prediksi, perkiraan, atau simpulan. Ciri-Ciri opini: bersifat relatif atau subjektif. Biasanya opini ditandai dengan kata kunci seperti: 

perlu, 

mungkin, 

akan, 

bakal, 

berpotensi/bisa, 

dimungkinkan, 

diperkirakan, 

diduga, 

diproyeksikan, 

yakin, 

optimis, dsb; 

atau bisa diberi penumpu: (sebaiknya, mestinya, tampaknya, kelihatannya, sepertinya, menurut, menurut hemat). 

Ciri ciri Kalimat Opini
1) kebenaran opini dapat benar atau salah bergantung data pendukung atau konteksnya,

2) bersifat subjektif (bergantung pada kepentingan tertentu) dan biasanya disertai
dengan pendapat, saran, dan uraian yang menjelaskan,

3) tidak memiliki narasumber

4) berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi

5) menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi dikemudian hari

6) merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok

7) informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya

8) biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata : bisa jadi, sepertinya, mungkin,
seharusnya, sebaiknya

9) pengungkapan opini cenderung argumentatif dan persuasif,

10) penalaran opini cenderung deduktif.


Jenis jenis Kalimat Opini
a) Opini perorangan/individu

Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.

Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.
 


b) Opini Umum

Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak orang atau semua orang.

Contoh : Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik.

Berikut ini contoh fakta dan opini: 

  • Dalam perdagangan Indonesia-China pasca-ACFTA, Indonesia mengalami defisit.
  • Australia menghentikan ekspor 500.000 ekor sapi ke Indonesia atas desakan kaum pecinta binatang. 

Opini berdasarkan fakta di atas: 

  • Defisit neraca perdagangan Indonesia-China diproyeksikan akan terus berlanjut. 
  • Harga sapi lokal akan segera pulih lagi. 

Latihan Soal: Fakta dan Opini
 

Referensi: 
Panduan UN Bahasa Indonesia. 2019. Tim LP2IP Yogyakarta. LP2IP Yogyakarta: Yogyakarta. 

Continue reading Data Fakta dan Opini