Selasa, 10 November 2020

Contoh Teks Eksplanasi dalam Bentuk Artikel Berita

 Contoh Teks Eksplanasi dalam Bentuk Artikel Berita 


Gempa Lombok 

    Gempa bumi Lombok Juli 2018 adalah sebuah gempa darat berkekuatan 6,4 M yang melanda Pulau Lombok, Indonesia pada tanggal 29 Juli 2018, pukul 06.47 WITA. Guncangan gempa bumi dirasakan di seluruh wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa. Gempa ini merupakan rangkaian gempa awal sebelum gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018. 

    Gempa bumi ini berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur, tepatnya 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 24 km. Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik. Setelah gempa utama, hingga pukul 10.20 WITA, telah terjadi 124 gempa bumi susulan dengan empat gempa berkekuatan lebih dari 5,0 M dan yang terbesar 5,7 M pada pukul 10.16 WITA. 

Proses evakuasi korban gempa. 

    Data Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan 20 orang meninggal dunia, salah satunya warga negara Malaysia, serta 401 orang lainnya mengalami luka-luka. Sedikitnya 10.062 rumah ikut rusak terdampak gempa ini. Saat terjadi gempa, 333 pendaki masih terjebak di kaldera Gunung Rinjani. Sebagian pendaki yang terjebak itu adalah pendaki dari luar negeri serupa dari Thailand, Belanda, Perancis, dan Malaysia. Guna mengevakuasi yang masih terjebak, BTNGR (Balai Taman Nasional Gunung Rinjani) telah mengutus 184 personel, 100 dari antara itu merupakan anggota Kopassus. Kerusakan juga terjadi pada sejumlah bangunan. Terjadi kerugian material, yaitu adanya 1.454 rumah, 7 unit fasiltas pendidikan, 22 tempat ibadah, 5 unit kesehatan, 37 kios, dan 1 jembatan yang rusak. 

    Wilayah Kabupaten Lombok Timur dilaporkan menjadi wilayah yang paling terdampak gempa ini. Dua kecamatan terparah di Lombok Timur yang terdampak gempa yakni Sembalun dan Sambelia. Korban luka-luka di dua kecamatan tersebut untuk sementara dirawat di tenda pengungsian yang dibangun oleh TNI, Polri, serta institusi pemerintah lainnya. Tenda didirikan mengingat keadaan Puskesmas di Sembalun, rusak karena gempa. Sementara itu, Menteri Sosial Idrus Marham menyatakan akan memberi bantuan logistik serta Tagana ke wilayah terdampak gempa. Dalam pada itu, Tagana juga sudah membagikan nasi bungkus untuk makan siang para korban dan relawan. Kemensos telah menurunkan 60 relawan Tagana, dan Tim Layanan Dukungan Psikososial juga bantuan logistik telah turun ke lokasi gempa. Bantuan logistik seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji, dan lainnya dikirimkan bertahap.

    Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa bumi baik vulkanik maupun tektonik. Hal ini terjadi karena Indonesia terletak di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Selain itu juga Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain gugusan gunung berapi di dunia. Gempa Lombok adalah salah satu gempa tektonik yang menimbulkan kerusakan cukup besar. Masyarakat harus selalu waspada dan tidak panik jika terjadi gempa bumi. Program mitigasi bencana perlu ditanamkan sejak dini untuk meminimalkan korban jiwa jika terjadi gempa bumi.


Continue reading Contoh Teks Eksplanasi dalam Bentuk Artikel Berita

Jumat, 06 November 2020

Contoh Analisis Struktur Teks Eksplanasi 


Likuifaksi: Ketika Tanah di Kota Palu Tiba-Tiba Ambles

        Likuifaksi tanah adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah wujud menjadi cairan atau air berat. 

        Fenomena ini paling sering diamati pada tanah berpasir yang jenuh dan longgar (kepadatan rendah atau tidak padat). Ini karena pasir yang longgar memiliki kecenderungan untuk memampat ketika diberikan beban. Sebaliknya, pasir padat cenderung meluas dalam volume atau melebar. Jika tanah jenuh dengan air, suatu kondisi yang sering terjadi ketika tanah berada di bawah permukaan air tanah atau permukaan laut, air akan mengisi kesenjangan di antara butir-butir tanah. 

        Sebagai respon terhadap tanah yang memampat, air ini meningkatkan tekanan dan mencoba untuk mengalir keluar dari tanah ke zona bertekanan rendah biasanya ke atas menuju permukaan tanah. Tapi, jika pembebanan berlangsung cepat dan cukup besar, atau diulangi berkali-kali misalnya getaran gempa bumi dan gelombang badai, air tidak mengalir keluar sesuai waktunya sebelum siklus pembebanan berikutnya terjadi. Tekanan air dapat bertambah melebihi tekanan kontak antara butir-butir tanah yang menjaga mereka tetap saling bersentuhan satu sama lain. Kontak antara butir-butir ini merupakan media pemindahan berat bangunan dan lapisan tanah di atas dari permukaan tanah ke lapisan tanah atau batuan pada lapisan yang lebih dalam. Hilangnya struktur tanah menyebabkan tanah kehilangan semua kekuatannya dan fenomena ini terlihat seperti tanah mengalir menyerupai cairan.

        Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat 28 September 2018 menimbulkan fenomena likuifaksi. Bahaya dari fenomena likuifaksi ini adalah bangunan akan ambles masuk ke dalam. Hal itu karena airnya terperas ke luar dan tanahnya memadat jadi permukaan tanah turun. Pondasi bangunan ada di tanah itu jadi ikut turun, sehingga bangunannya ambles. Jika ada bangunan bertingkat, bagian bagunan yang terlihat hanya tinggal tingkat tengah dan atas, tingkat bawahnya masuk ke dalam tanah.

        Mengingat sebagian wilayah Indonesia berada di daerah Cincin Api Pasifik sehingga kemungkinan terjadinya likuifaksi selalu ada. Tetapi sebenarnya terdapat sejumlah tindakan yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya, seperti melakukan pemetaan bencana yang lebih menyeluruh. Indonesia juga dapat belajar dari negara lain seperti Jepang untuk menghadapi kemungkinan terjadinya akibat merusak likuifaksi dan penggunaan pemetaan bagi rencana tata ruang kota.


Sumber: BBC. 2018. “Likuifaksi: Ketika Tanah di Kota Palu dan Sekitarnya Tiba-Tiba Ambles” https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45708229 diunduh pada 6 November 2020 dengan pengubahan seperlunya.


Hasil Analisis

1. Struktur Teks Eksplanasi “Likuifaksi: Ketika Tanah di Kota Palu Tiba-Tiba Ambles” 

Identifikasi Fenomena: Paragraf satu. Paragraf tersebut merupakan identifikasi fenomena karena mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan yaitu fenomena likuifaksi. 


2. Urutan kejadian: paragraf dua, tiga, dan empat. 

Paragraf tersebut merupakan urutan kejadian, memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena likuifaksi sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa. 


3. Ulasan: paragraf lima

Paragraf tersebut merupakan ulasan, berupa komentar atau penilaian tentang likuifaksi. 


Simpulan

Struktur dalam teks eksplanasi berjudul “Likuifaksi: Ketika Tanah di Kota Palu Tiba-Tiba Ambles” terdiri atas identifikasi fenomena, urutan kejadian, dan ulasan. 

Identifikas fenomena terdapat pada paragraf yang berisi penjelasan umum mengenai fenomena likuifaksi. Urutan kejadian terdapat pada paragraf ke-2, 3, dan 4 yang berisi urutan kejadian likuifaksi secara rinci. Ulasan terdapat pada paraagraf 5 yang berupa komentar atau penilaian tentang likuifaksi. 


Tanggapan

    Struktur dalam teks eksplanasi berjudul “Likuifaksi: Ketika Tanah di Kota Palu Tiba-Tiba Ambles” sudah lengkap dan runtut, dapat dibuktikan dengan adanya identifikasi fenomena pada paragraf pertama yang merupakan identifikasi dari fenomena likuifaksi. Paragraf ke 2, 3, dan 4 merupakan urutan kejadian, dimana memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena likuifaksi sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa. Paragraf 5 merupakan ulasan berupa komentar atau penilaian tentang likuifaksi

Continue reading

Selasa, 03 November 2020

Konjungsi (Kata Hubung) 

Konjungsi adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa atau kalimat dengan kalimat-kalimat. Konjungsi dibagi menjadi dua, yaitu konjung intrakalimat dan konjung antarkalimat. 

1. Konjungsi Intrakalimat 

Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa dalam sebuah kalimat. Ada dua konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi korelatif. 

A. Konjungsi Koordinatif 

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Berikut ini adalah contoh konjungsi koordinatif. 

dan         penanda hubungan penambahan 

serta penanda hubungan pendampingan 

tetapi penanda hubungan perlawanan 

melainkan penanda hubungan perlawanan 

padahal         penanda hubungan pertentangan 

sedangkan penanda hubungan pertentangan 


Berikut adalah contoh konjungsi koordinatif dalam kalimat. 

  • Dia mencari saya dan adik saya. 
  • Aku yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku? 
  • Saya atau kamu yang akan menjemput ibu? 
  • Ibunya terus saja berbicara, tetapi Budi hanya terdiam saja. 
  • Ibu sedang masak, sedangkan Ayah membaca Koran. 
  • Sebenarnya anak itu pandai, tetapi malas. 


B. Konjungsi Korelatif 

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Kata-kata dalam konjungsi ini sudah berpasangan, jadi tidak bisa diganti dengan kata yang lain. Berikut adalah contohnya. 

baik … maupun … 

Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok. 

tidak hanya …, tetapi juga … 

Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh. 

bukan hanya …, melainkan juga … 

demikian … sehingga … 

Mobil itu larinya demikian cepatnya sehingga sangat sukar untuk dipotret. 

sedemikian rupa … sehingga … 

apa(kah) … atau … 

Apa(kah) Anda setuju atau tidak, kami akan tetap pulang nanti sore. 

entah … entah … 

Entah dizinkan entah tidak, dia tetap akan mengusulkan gagasannya. 

jangankan …, … pun … 

Jangankan keluarganya, orang lain pun pasti dibantu. 


C. Konjungsi Subordinatif 

Konjungsi Subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Berikut adalah contohnya. 

1) Konjungsi Subordinatif Waktu: 

Konjungsi subordinatif waktu permulaan yang terdiri atas sejak dan sedari.

Konjungsi subordinatif waktu bersamaan yang terdiri atas serta, (se)waktu, tatkala, ketika, selama, sambil, sementara, selagi, dan seraya.

Konjungsi subordinatif waktu berurutan yang terdiri atas sebelum, begitu, sesudah, susai, sehabis, setelah, dan selesai.

Konjungsi subordinatif waktu batas akhir yang terdiri atas kata sampai dan hingga

2) Konjungsi subordinatif syarat: jika, jikalau, asal(kan), bila, manakala

3) Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.  

4) Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar. 

5) Konjungsi subordinatif konsesif:  biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun). 

6) Konjungsi subordinatif perbandingan: seolah-olah, seakan-akan, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada.


Berikut adalah contoh dalam kalimat. 

Akulah yang mesti bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.

Program kerja bakti itu dilakukan agar lingkungan desa lebih terjaga kebersihannya.

Aku akan berkunjung ke kotamu jika aku sudah punya ongkos.

Aku sudah menyukainya sejak kami berkuliah di fakultas yang sama.

Sekiranya aku tidak gegabah dalam mengambil keputusan, pasti aku tidak akan menyesal seperti ini.

Ami tetap semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas meskipun kondisi fisiknya memprihatinkan.

Dia mengabaikan aku begitu saja seakan-akan aku ini tidak ada di matanya.

Andi tidak bisa bersekolah hari ini karena harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Gorenglah daging ayam itu sampai dagingnya berwarna kecoklatan.

Ibu mengupas kulit apel dengan menggunakan pisau yang sudah diasahnya sendiri.

Andini membayar semua uang perkuliahannya dengan gaji yang dia dapat selama bekerja paruh waktu.

Aku kini mengetahui bahwa sejak kecil Budi sering kejang-kejang.

Aku berharap semoga di semester kali ini lebih baik daripada semester sebelumnya.


2. Konjungsi Antarkalimat 

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsin ini selalu memulai kalimat baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. 

Jenis-jenis Konjungsi Antarkalimat

Ada beberapa konjungsi antarkalimat yang akan kita bahas dalam artikel ini ya Squad.

1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan, biasanya digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan tanggapan dalam diskusi.

Contoh katanya, biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, dan meskipun demikian/begitu.

Contohnya dalam kalimat “Kami kurang setuju dengan usulan dia. Biarpun begitu kami tetap menghargainya”. 

2. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya.

Contoh katanya seperti, sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya.

Contohnya dalam kalimat, “Kami akan memulai perjalanan ini dengan berjalan ini dengan berjalan kaki, sesudah itu, kami akan beristirahat di rumah penduduk”.

 

3. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.

Contoh katanya, sebaliknya.

Contohnya dalam kalimat, “Kita jangan terus menebang pohon-pohon di hutan ini. Sebaliknya, kita harus menanam pohon baru”.

 

4. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya.

Contoh katanya : sesungguhnya dan bahwasannya.

Contohnya dalam kalimat “Kita dilanda banjir besar tahun ini. Sesungguhnya, bencana ini telah kita ramalkan tahun kemarin”.


5. Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya.

Contoh katanya, malahan dan bahkan.

Contohnya : “Rumah-rumah di Kalimantan kebanyakan didirikan di tepi sungai. Bahkan, ada kampung di tengah laut yang dangkal”.

 

6. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya.

Contoh katanya, namun dan akan tetapi.

Contoh kalimatnya, “Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada”.

 

7. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi.

Contoh katanya, dengan demikian.

Contoh dalam kalimat “Kamu telah setuju dengan persyaratan ini. Dengan demikian, kamu pun harus menanggung semua risikonya”.

 

8. Konjungsi yang menyatakan akibat.

Contoh katanya, oleh karena itu dan oleh sebab itu.

Contoh dalam kalimat “Kami sudah melarang mereka berburu di hutan, tetapi mereka tetap nekat. Oleh karena itu, biar mereka rasakan sendiri akibatnya”.


9. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya.

Contoh katanya, sebelum itu.

Contoh dalam kalimat, “Polisi hutan menangkap dua pemburu liar. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pemburu liar.

 


Continue reading