Selasa, 21 Desember 2021

Perkembangan Teknologi dan Kaitannya dengan Tujuan Pembelajaran

 

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENDUKUNG TERCAPAINYA TUJUAN PEMBELAJARAN

Perkembangan teknologi mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Hal itu memberikan pengaruh positif diantaranya,

1.       Sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak Perkembangan teknologi memunculkan media massa khususnya media elektronik seperti jaringan internet, media online, laboratorium komputer di sekolah. Semua itu sangat membantu baik bagi pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanaan proses dan tujuan pembelajaran.

2.       Dampak dari hal ini adalah guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap informasi yang disampaikan oleh guru. Siswa bisa mengakses materi pelajaran langsung dari internet. Oleh karena itu, guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3.       Proses pembelajaraan menjadi efektif dan efisien. Perkembangan teknologi membuat Pembelajaran akan lebih efektif dan menarik. Hal tersebut dapat membantu guru dalam menyampaikan materi melalui media visual/audio visual, penggunaan waktu akan lebih efisien.

4.    Peningkatan Proses Pembelajaran. Perkembangan teknologi seperti kamera digital, proyektor, perangkat lunak, komputer, presentasi PowerPoint, alat visualisasi 3D, semua ini telah menjadi sumber daya besar bagi guru untuk membantu siswa untuk memahami konsep dengan mudah. Harus dipahami bahwa penjelasan visual dari konsep akan membuat proses belajar lebih bervariasi. Mereka dapat lebih berpartisipasi dalam kelas dan bahkan guru mendapatkan kesempatan untuk membuat kelas mereka lebih interaktif dan menarik.

Dari semua dampak positif tersebut, jelas perkembangan teknologi mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TIDAK MENDUKUNG TERCAPAINYA TUJUAN PEMBELAJARAN

Perkembangan teknologi tidak mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Hal itu memberikan pengaruh negatif diantaranya.

1.       Perkembangan teknologi (misalnya internet) memberikan kemudahan akses bagi siswa. Siswa yang tidak bisa memanfaatkan internet justru akan terlena dan menyebabkan siswa tidak fokus terhadap tujuan belajar.

2.       Pemanfaatan teknologi, seperti penggunaan gadget, laptop dengan jaringan internet, cenderung membuat siswa menjadi pribadi yang malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang hanya menghabiskan waktu untuk mencari kesenangan semata (seperti bermain game online, facebook, youtube, instagram, twitter,Tik Tok, dan lain-lain) bukan untuk menambah pengetahuan, yang semuanya itu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.

3.    Malas. Teknologi membuat siswa kurang produktif dan malas. Sebuah keyakinan bahwa mesin pencari selalu ada, telah membuat siswa tidak sabar. Mereka hanya melakukan copy paste informasi untuk menyelesaikan tugas dengan cepat.

4.    Curang. Perkembangan teknologi seperti kalkulator grafik, jam tangan berteknologi tinggi, kamera mini, handphone dan peralatan serupa telah menjadi sumber untuk berbuat curang dalam ujian. Hal ini lebih mudah bagi siswa untuk menulis rumus dan catatan pada kalkulator grafik.

5.    Kurang fokus. SMS atau pesan singkat telah menjadi hobi favorit banyak siswa. Siswa terlihat bermain dengan ponsel mereka siang dan malam, bahkan saat berada dalam kelas. Menjadi selalu terhubung ke dunia online telah mengakibatkan kurangnya fokus dan konsentrasi di bidang akademik, bahkan dalam olahraga dan kegiatan ekstra kurikuler. Hal ini tentu tidak mungkin untuk membaca atau belajar pelajaran yang sulit pada saat yang sama saat chatting dengan teman, tetap login medis sosial dan atau saat bermain game.

Dari semua dampak negatif tersebut, jelas perkembangan teknologi tidak mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Continue reading Perkembangan Teknologi dan Kaitannya dengan Tujuan Pembelajaran

Jumat, 17 Desember 2021

Perpustakaan Masih Perlu kah?

Perpustakaan Masih Perlu kah? 




Pembicara 1 Pro

Jenis perpustakaan yang dikenal di dunia ada empat yakni perpustakaan konvensional, perpustakaan hybrid, bookless library, dan digital library. Kami tim pro memberi batasan bahwa yang dimaksud perpustakaan dalam mosi ini adalah perpustakaan konvensional. Adapun yang memerlukan perputakaan adalah pelajar dan mahasiswa. Perpustakaan konvensional adalah perpustakaan yang memiliki koleksi cetak dengan ruang untuk koleksi dan pemustaka, serta bisa diakses di tempat.

Saya setuju, jika perpustakaan masih diperlukan. Berdasarkan data UNESCO, Indonesia menempati urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Minat baca masyarakat Indonesia terhitung memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca (https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/pengamat-minat-baca-indonesia-rendah-budaya-tutur-lebih-tinggi/). Upaya yang dilakukan pemerintah seharusnya menumbuhkan minta baca masyarakat lebih dulu. Hal itu bisa dilakukan dengan merevitalisasi perpustakaan yang ada. Jadi perpustakaan jelas masih diperlukan. Perpustakaan yang direvitalisasi baik dari tempat, koleksi, dan pelayanan untuk menarik minat baca masyarakat.

 

Pembicara 1 Kontra

Anda mengatakan bahwa pemerintah harus merevitalisasi perpustakaan. Menurut saya tindakan itu kurang tepat karena tidak ada jaminan jika sudah direvitalisasi minat baca masyarakat akan tumbuh. Daripada melakukan revitalisasi lebih merancang perpustakaan digital yang mudah diakses. Jadi untuk era digital sekarang ini perpustakaan konvensional sudah tidak lagi diperlukan. Masyarakat terutama pelajar harus segera beralih dari perpustakaan konvensional ke digital karena efektivitas waktu, kemudahan akses, dan hemat biaya.

 

Pembiacara 2 Pro

Memang benar perpustakan digital lebih efektif dan efiesien terkait waktu, biaya, dan tenaga. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua pelajar mempunyai gawai yang mumpuni untuk mengakses perpustakaan digital. Bukan hanya gawai, koneksi internet pun juga harus stabil untuk bisa mengakses perpus digital dengan lancar. Kedua hal itu menurut saya belum sepenuhnya terpenuhi khususnya bagi pelajar sekolah dan pelajar yang berada di tempat terpencil. Bahkan beberapa media menjelaskan bahwa kecepatan koneksi internet dinilai masih lambat (https://tekno.sindonews.com/read/342216/207/kecepatan-internet-di-indonesia-masih-cupu-ada-di-urutan-121-1613901732, https://tekno.sindonews.com/read/342216/207/kecepatan-internet-di-indonesia-masih-cupu-ada-di-urutan-121-1613901732, https://www.researchgate.net/publication/276101400_Deskripsi_Kualitas_Layanan_Jasa_Akses_Internet_di_Indonesia_dari_Sudut_Pandang_Penyelenggara). Jadi perpustakaan konvensional jelas masih diperlukan.

 

Pembicara 2 Kontra

Perpustakaan digital berupa laman resmi yang di dalamnya terdapat berbagai koleksi buku elektronik. Untuk mengakses perpustakaan digital jelas tidak seberat mengakses youtube. Seperti yang kita ketahui netizen Indonesia mengakses youtube jumlahnya sangat banyak (https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/07/05/mantap-hampir-seluruh-netizen-indonesia-adalah-pengguna-youtube, https://tekno.kompas.com/read/2021/02/24/17020027/pengguna-medsos-di-indonesia-habiskan-25-jam-per-bulan-untuk-nonton-youtube, https://www.idntimes.com/hype/entertainment/erfah-nanda-2/video-paling-trending-di-youtube-indonesia-sepanjang-tahun-2021-ini).

Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa netizen Indonesia tidak kesulitan apabila meraka mengakses perpustakaan digital. Menurut saya perpustakan konvensional tidak lagi diperlukan karena ada perpustakaan digital yang lebih praktis, efektif dan efisien. Dengan adanya perpustakaan digital maka akan memudahkan pemerintah dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia. Selalin itu akses membagikan buku, artikel, atau hasil penelitian dalam bentuk elektronik jelas lebih mudah daripada bentuk cetak.

 

Pembicara 3 Pro

Pembicara 2 tim kontrak kurang memperhatikan apa yang disampaikan tim kami terkait rangking minat baca masyarakat Indonesia. Dengan minat baca yang rendah harusnya pemerintah menumbuhkan minat baca. Buku cetak jelas yang lebih diperlukan untuk menarik minat baca bukan dengan buku elektronik terlebih di kalangan pelajar. Maka dari itu pemerintah harus membuat perpustakan konvensional mebaik itu di sekolah, kampus, atau daerah yang lebih lengkap koleksi bukunya dan mampu menarik minat baca.

 

Pembicara 3 Kontra

Tidak ada jaminan perpus konvensional yang koleksi bukunya lengkap mampu menarik minat baca. Pelajar dan mahasiswa sekarang terlahir di era digital. Mereka sudah terbiasa dengan gawai. jadi pemerintah harusnya menyesuaikan dengan perkembangan era digital. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mensosialisasi dan mengajarkan kepada sekolah atau pemerintah daerah terkait bagaimana merancang perpustakaan digital yang mudah diakses terutama oleh kalangan pelajar, mahasiswa, atau bahkan masyarakat pada umumnya.

 

Kesimpulan Tim Kontra

Era serakarang adalah era digital. Pelajar dan mahasiswa sudah terbiasa dengan gawai mereka. Media sosial juga sering mereka akses setiap harinya. Dua aspek yang sudah terpenuhi untuk dapat mengakses dan memaksimalkan perpustakaan digital. Selain itu kelebihan perpustakaan digital juga sudah kami jelas pada sesi sebelumnya. Atas dasar itu tim kami tidak setuju dengan adanya perpustakaan konvensional di era sekarang.

 

Kesimpulan Tim Pro

Memang sekarang era digital. Hampir setiap pelajar atau mahasiswa memiliki gawai. Akan tetapi kepemilikan gawai tidak menunjukkan peningkatan minat baca yang signifikan. Yang harus dilakukan pemerintah adalah menarik dan meningkatkan minat baca lebih dulu. Hal itu bisa dilakukan dengan merevitalisasi dan menambah perpustakaan konvensional. Membaca buku cetak lebih nyaman dan fokus serta lebih meningkatkan minat baca daripada membaca buku berbentuk elektronik.  


 Adam Nuryadin, 18 Desember 2021 


Continue reading Perpustakaan Masih Perlu kah?

Senin, 22 November 2021

Minggu, 31 Oktober 2021

Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Hakikat Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan dan didukung oleh himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam sebuah karangan/tulisan, paragraf mempunyai fungsi memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan satu topik atau tema dengan topik atau tema yang lain karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit pikiran atau ide pokok. Ide pokok tersebut berfungsi sebagai pengendali informasi yang diungkapkan melalui sejumlah kalimat. 

Paragraf mempunyai ide pokok (gagasan utama) yang dikemas dalam kalimat topik. Bagi penulis, ide pokok itu menjadi pengendali untuk kalimat-kalimat penjelas/pengembang agar tidak keluar dari pokok pembicaraan. Sementara itu, bagi pembaca ide pokok itu menjadi penuntun dalam memahami isi karena di situlah inti informasi yang ingin disampaikan penulis. Salah satu dari sekumpulan kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat lainnya merupakan pengembang yang berfungsi memperjelas atau menerangkan kalimat topik. 

Dalam sebuah paragraf, inti permasalahan terdapat pada topik utama atau pikiran utama. Semua pembicaraan dalam paragraf terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama inilah yang menjadi pokok persoalan atau pokok perbincangan sehingga juga sering disebut gagasan pokok, gagasan utama, atau ide pokok. Gagasan utama tersebut dikemas dalam sebuah kalimat topik. 

Fungsi kalimat topik sangat penting, yaitu memberitahukan kepada pembaca mengenai apa yang diperbincangkan di dalam paragraf itu. Untuk membuat paragraf, kalimat topik harus dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Semua kalimat tersebut secara bersama-sama menyatakan satu hal atau satu tema tertentu. 


Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Berdasarkan pola pernalaran, pengelompokan paragraf didasarkan pada penempatan gagasan utama. Berdasarkan letak gagasan utama itu, paragraf dapat dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, ineratif, dan menyebar. 

1) Paragraf Deduktif 

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau gagasan utamanya terletak di awal paragraf dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung gagasan utama. Ide pokok atau gagasan utama berupa pernyataan umum yang dikemas dalam kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat pengembang yang berfungsi memperjelas informasi yang ada dalam kalimat topiknya. 

Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.  


2) Paragraf Induktif 

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian akhir. Secara garis besar, paragraf induktif mempunyai ciri-ciri, yaitu a) diawali dengan penyebutan peristiwa-peristiwa khusus yang berfungsi sebagai penjelas dan merupakan pendukung gagasa utama dan b) kemudian menarik simpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus itu. 

Untuk menjaga koherensi antarkalimat dalam paragraf, dalam perumusan kalimat simpulan itu acap digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa yang biasa digunakan sebagai penumpu kalimat simpulan itu adalah jadi, akhirnya, akibatnya, oleh karena itu, maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, dan dengan demikian. 

Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit. 


3) Paragraf Deduktif-Induktif 

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf. Meskipun ada dua kali pemunculan kalimat topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya ada dua. Adanya dua kalimat topik itu hanya merupakan bentuk pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi. 

Paragraf dengan pola ini dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, diikuti dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus sebagai penjelas, dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi yang merupakan pengulangan gagasan utama. Biasanya gagasan utama pada akhir paragraf dikemas dengan kalimat topik yang agak berbeda dengan kemasan kalimat topik pertama. 

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. 


4) Paragraf Ineratif 

Paragraf inretaif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar kemudian diikuti gagasan utama dan ditambahkan lagi kalimat-kalimat penjelas untuk menguatkan atau mempertegas informasi.

Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung. 

Gagasan utama paragraf tersebut adalah Indonesia sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Dalam menyampaikan informasi penulis memulai dengan menampilkan hal-hal yang bersifat khusus. Penulis mengawalinya dengan menampilkan bermacam-macam peristiwa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia kemudian menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik. Untuk menegaskan bahwa semua yang terjadi itu merupakan musibah yang menimpa masyarakat Indonesia, penulis menambahkan informasi yang berupa akibat dari bencana itu. 


5) Ide Pokok Menyebar 

Paragraf dengan pola semacam itu tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimatnya. Contoh: 

Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati. 

Gagasan utama paragraf tersebut tidak terdapat pada kalimat pertama, kedua, dan seterusnya. Untuk dapat memahami gagasan utama paragraf itu, pembaca harus menyimpulkan isi paragraf itu. Dengan memperhatikan setiap kalimat dalam paragraf itu, kita dapat menyarikan isinya, yaitu gambaran suasana pada pagi hari yang cerah. Inti sari itulah yang menjadi gagasan utamanya.



Referensi:

Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia – Paragraf. Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Jakarta.
Continue reading Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Minggu, 10 Oktober 2021

Data Fakta dan Opini

DATA, FAKTA, OPINI

Bahan utama dalam membuat laporan adalah data dan fakta. Namun, kadang-kadang perlu disisipkan opini-opini berdasarkan data/fakta yang diperoleh. Selain itu, data, fakta, dan opini juga sering digunakan di dalam teks, seperti teks eksposisi, persuasi, eksplanasi, dsb. Opini merupakan buah piker atau pendapat penulis. Opini tersebut akan diperkuat dengan data dan fakta. Berikut penjelasan ketiga tersebut. 

1. Data

Data merupakan keterangan yang benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar analisis atau kesimpulan. Ada dua jenis data, yaitu: 

Data kualitatif: data tidak berbentuk angka. 

Data kuantitatif: data berbentuk angka


2. Fakta 

Fakta yaitu hal (keadaan/peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi, apa adanya, tidak dibumbui. Fakta lebih akurat kalau didukung data. Fakta yang bermuatan data lazimnya hanya disebut fakta saja. 

Ciri-ciri fakta: logis, objektif, faktual, telah terjadi, atau didukung data. Fakta biasanya dapat menjawab pertanya apa. siapa, kapan, di mana, atau berapa.

Ciri-ciri Kalimat Fakta
1) dapat dibuktikan kebenarannya

2) berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)

3) mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya

4) dikumpulkan dari narasumber yang terpercaya

5) bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi
dengan gambar objek

6) biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H

7) menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi

8) informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya

9) pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya

10) penalaran fakta cenderung induktif.


Jenis jenis Kalimat Fakta
a) Fakta umum

Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman.

Contoh : Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat.

 

b) Fakta khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu.

Contoh : Saat ini hampir seluruh dunia mengalami wabah yang sama, yaitu corona viru


3. Opini 

Opini merupakan pemikiran, pendirian, pandangan, keyakinan, gagasan, pendapat, usul, saran, penilaian, interpretasi/ penafsiran, prediksi, perkiraan, atau simpulan. Ciri-Ciri opini: bersifat relatif atau subjektif. Biasanya opini ditandai dengan kata kunci seperti: 

perlu, 

mungkin, 

akan, 

bakal, 

berpotensi/bisa, 

dimungkinkan, 

diperkirakan, 

diduga, 

diproyeksikan, 

yakin, 

optimis, dsb; 

atau bisa diberi penumpu: (sebaiknya, mestinya, tampaknya, kelihatannya, sepertinya, menurut, menurut hemat). 

Ciri ciri Kalimat Opini
1) kebenaran opini dapat benar atau salah bergantung data pendukung atau konteksnya,

2) bersifat subjektif (bergantung pada kepentingan tertentu) dan biasanya disertai
dengan pendapat, saran, dan uraian yang menjelaskan,

3) tidak memiliki narasumber

4) berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi

5) menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi dikemudian hari

6) merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok

7) informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya

8) biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata : bisa jadi, sepertinya, mungkin,
seharusnya, sebaiknya

9) pengungkapan opini cenderung argumentatif dan persuasif,

10) penalaran opini cenderung deduktif.


Jenis jenis Kalimat Opini
a) Opini perorangan/individu

Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.

Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.
 


b) Opini Umum

Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak orang atau semua orang.

Contoh : Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik.

Berikut ini contoh fakta dan opini: 

  • Dalam perdagangan Indonesia-China pasca-ACFTA, Indonesia mengalami defisit.
  • Australia menghentikan ekspor 500.000 ekor sapi ke Indonesia atas desakan kaum pecinta binatang. 

Opini berdasarkan fakta di atas: 

  • Defisit neraca perdagangan Indonesia-China diproyeksikan akan terus berlanjut. 
  • Harga sapi lokal akan segera pulih lagi. 

Latihan Soal: Fakta dan Opini
 

Referensi: 
Panduan UN Bahasa Indonesia. 2019. Tim LP2IP Yogyakarta. LP2IP Yogyakarta: Yogyakarta. 

Continue reading Data Fakta dan Opini

Senin, 20 September 2021

Tutorial Ujian Online di Marsa Kebumen

 Inovasi pelaksanaan ujian online merupakan upaya untuk mengikuti perkembangan iptek. Terhitung mulai Desember 2020 Marsa Kebumen telah melaksanakan ujian daring. Pelaksanaan ujian daring menuntut kesiapan semua warga sekolah agar bisa mengoperasikan aplikasi yang digunakan untuk ujian daring. Perangkat seperti hp, laptop, atau komputer yang digunakan harus terkoneksi dengan internet. Agar lebih lancar lagi, koneksi internet haruslah stabil. 

Bagi kamu yang belum mengetahui atau masih bingung dalam mengoperasikan aplikasi tersebut, simak tutorial berikut. 

Langkah pertama kunjungi tautan berikut: 

smk-maarif9kebumen.net 

Setelah itu, masukkan user name dan password yang sudah kamu dapatkan dari sekolah. 


Langkah kedua, mengganti password. Di menu ganti password ada tiga baris yang harus kamu isi. Baris pertama kamu isi dengan password awal. Baris kedua dan ketiga kamu isi dengan password baru. Password baru harus mengandung simbol (-, *, #), angka, huruf besar, dan huruf kecil (misalnya: okSEMANGAT.01). 


Jika langkah ganti password berhasil, maka tampilan yang muncul akan seperti gambar berikut. 

Setelah ganti password, pilih 'continue' maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut. 









Continue reading Tutorial Ujian Online di Marsa Kebumen

Kamis, 09 September 2021

Proses Pembuatan Genteng

 genteng sokka kebumen 

(A) Genteng merupakan salah satu jenis atap yang banyak digunakan dalam konstruksi rumah atau gedung. (B) Di era sekarang telah banyak inovasi atap yang praktis dan ekonomis. (C) Bahkan beberapa masyarakat di perkotaan menilai atap genteng kurang praktis dan ekonomis. (D) […], atap genteng masih tetap memiliki kelebihan, salah satunya membuat hawa rumah atau gedung lebih sejuk. (E) Untuk membuat genteng diperlukan […] sebagai berikut.

Alat yang dipakai terdiri dari:

·         mesin penggiling tanah liat

·         serok 

·         mesin cetak genteng

·         penampan genteng 

·         alat pemotong genteng

·         tungku pembakaran

·         kuas

Adapun bahan yang digunakan meliputi:

·         tanah liat

·         pasir laut

·         minyak tanah / solar

·         cat genteng

(F) [….] :  

(G) Langkah pertama, […] tanah liat yang basah disawah atau ladang. 


 

(H) Selanjutnya, campurkan tanah dengan pasir laut lalu injak-injak tanah. (I) Hal ini dilakukan agar tanah tidak terlalu lembek.  

(J) 3. […]. (K) Campurkan tanah dengan pasir laut saat proses penggilingan berlangsung. (L) Apabila tanah masih terlalu lembek, penggilingan dilakukan sebanyak dua kali.



(M) 4. […]. Tanah yang sudah digiling akan berbentung persegi. (N) Tujuan dari langkah ini adalah agar tekstur tanah menjadi lebih keras. (O) Tanah yang agak keras akan memudahkan saat proses pencetakan. 




(P) 5. Langkah selanjutnya, memipihkan tanah yang telah di angin-anginkan lalu cetak dimesin pencetak genteng.


.(Q) […]. (R) Rapikan bagian tepi genteng dengan alat pemotong.




(S). […], angin anginkan genteng yang sudah dirapikan kurang lebih selama tujuh hari.




(T) 8. Jika dirasa sudah keras, menyortir genteng. (U) Memisahkan genteng yang retak dengan genteng yang mulus.

 

(V) Genteng yang retak akan di kumpulkan untuk diolah ulang.  (W) Adapun genteng yang mulus akan di jemur. (X) Jemurlah genteng selama kurang lebih delapan jam dibawah sinar mata hari. 



(Y) 9. […]. Lalu bakar genteng selama 24 jam.





(Z) 10. Setelah genteng dibakar tunggu sekitar 2-3 hari sampai kondisi genteng benar-benar tidak panas. (A1) […]. (B1) Genteng yang berwarna oren gelap menandakan bahwa genteng tersebut bagus dan kokoh. (C1) Adapun genteng berwarna oren cerah kurang bagus.



(D1) 11. […], tumpuk genteng kisaran sepuluh atau dua puluh biji lalu tata dengan rapih. (E1) Genteng sudah siap untuk dijual.  





(F1) 12. Agar nilai genteng bias lebih mahal, mewarnai genteng menggunakan cat genteng. (G1) Setelah itu tumpuk dan ikat genteng per sepuluh biji. 




(H1) Prosedur pembuatan genteng cukup kompleks dan membutuh waktu yang cukup lama. (I1) Akan tetapi, kelebihan genteng dapat membuat hawa rumah atau gedung lebih sejuk. (J1) Atap genteng juga masih banyak digunakan oleh masyarakat. 



Teks di atas penulisannya belum sepenuhnya tepat. Masih ada beberapa kata yang harus diperbaiki. Carilah beberapa kata yang penulisannya belum tepat, lalu perbaiki. 

Daftar kata yang penulisannya belum tepat: 

1. 

2. 

3. 

dst. 


Selain itu, teks tersebut juga masih rumpang. Lengkapilah bagian-bagian yang rumpang dengan kalimat yang tepat. 

1. 

2. 

3. 

dst.

Continue reading Proses Pembuatan Genteng

Rabu, 08 September 2021

Satuan Bahasa

 SATUAN BAHASA

Kali ini penulis akan membahas tentang satuan bahasa (dalam bahasa Indonesia) yang dimulai dari kata sampai dengan kalimat, seperti gambar di atas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, beberapa materi atau kaidah kebahasaan teks sering mengaitkan satuan-satuan bahasa tersebut. Berikut penjelasannya. 

1. Kata

Jika didefinisikan kata mempunyai banyak definisi. Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan. Contoh:

meja,

menulis,

marah,

karena,

aku,  dsb.


Dari contoh-contoh tersebut diketahui bahwa jumlahnya hanya satu (kata). Apabila jumlahnya dua atau lebih (kata) namanya bukan kata, tetapi bentuk yang lebih besar dari kata. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis kata, seperti kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifa (ajektiva), kata hubung (konjungsi) dsb. 


2. Frasa

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Maksud dari nonpredikatif adalah tidak ada fungsi predikat dalam gabungan kata tersebut. Frasa dalam kalimat hanya menempati satu fungsi (baik itu fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan). Perhatikan kalimat berikut.  



Kalimat tersebut memiliki tiga frasa, yaitu:

1)      kucing oren itu             =  tiga kata, satu fungsi  (subjek)

2)      ikan asin pak banu      = empat kata, satu fungsi (objek)

3)      tadi malam                   = dua kata, satu fungsi (keterangan tempat)


Dalam kalimat (A) ‘mencuri’ bukan termasuk frasa karena hanya terdiri satu kata. Akan tetapi jika ditambahkan misalnya dengan kata ‘telah’ maka menjadi:

(A) Kucing oren itu telah mencuri ikan asin Pak Banu tadi malam.


Fungsi kalimat tersebut masih sama dengan sebelumnya. ‘telah mencuri’ dalam kalimat tersebut termasuk frasa karena terdiri dari dua kata, satu fungsi (predikat).


Kalimat di atas coba bandingan dengan kalimat berikut.


(B) Aku tidur.

Gabungan kata aku + tidur tidak bias disebut frasa karena gabungan kata tersebut terdapat fungsi predikat. Lebih tepatnya gabungan kata tersebut disebut kalimat (karena diawali huruf kapital dan diakhiri tanda titik) dengan fungsi aku (subjek) tidur (predikat).

Jadi ingat ya, frasa terdiri dari dua kata atau lebih yang nonpredikatif dan hanya menempati satu fungsi dalam kalimat.


 3. Klausa

Klausa adalah gabungan kata (satuan gramatikal) yang memiliki predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Syarat gabungan atau kumpulan kata disebut klausa minimal terdapat subjek (S) dan predikat (P). ingat ya, minimal ada subjek + objek. Perhatikan contoh berikut.


(A) aku tidur

(B) Aku tidur.

(C) kucing oren itu telah mencuri ikan asin Pak Banu tadi malam

(D) Kucing oren itu telah mencuri ikan asin Pak Banu tadi malam.


Apa ada perbedaan antara (A) dan (B)? Begitu juga dengan (C) dan (D)?

Jelas ada perbedaan. (A) dan (C) tertulis dengan tidak diawali huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda titik. Adapun (B) dan (D) tertulis dengan diawali huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Berdasarkan hal itu (A) dan (C) disebut klausa, (B) dan (D) disebut kalimat.


Meskipun (A) hanya terdiri dari dua kata, tetapi dari gabungan dua kata tersebut terdapat fungsi predikat, maka dari itu (A) disebut klausa. Apabila klausa tersebut akan diubah menjadi kalimat, kamu hanya perlu menulis dengan mengawali huruf kapital dan mengakhiri dengan tanda baca titik.


Jadi ingat, klausa merupakan gabungan kata yang di dalamnya ada (minimal) subjek + predikat dan penulisannya tidak diakhiri dengan tanda baca (baik itu titik, seru, atau tanda baca tanya).


4. Kalimat

Ada beberapa pengertian mengenai kalimat. Ketika kamu menuliskan kalimat hal yang harus diperhatikan adalah kalimat diawali huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca (baik itu titik, seru, atau tanda baca tanya). Ingat ya, diawali huruf capital dan diakhiri tanda baca.


Kalimat dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibagi menjadi dua yaitu, kalimat simpleks (kalimat tunggal) dan kalimat kompleks (kalimat majemuk). Perhatikan penjelasan berikut.


1) Kalimat Simpleks

Kalimat simpleks adalah kalimat yang memiliki satu klausa. Syarat klausa yaitu minimal adanya fungsi subjek + peredikat.  Perhatikan contoh berikut. 



Kalimat di atas memiliki satu klausa. Klausa kalimat-kalimat tersebut yaitu:


Apakah kamu menemukan perbedaan dengan gambar sebelumnya? Jelas ada perbedaan. Di gambar kedua (A), (B), dan (C) ditulis tanpa diawali huruf kapital dan diakhiri tanda baca titik yang itu semua disebut dengan klausa.


2) Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih klausa. Dengan demikian, syarat kalimat kompleks jumlah klausanya minimal dua. Perhatikan contoh berikut.  



klausa-klausa dari kalimat di atas adalah sebagai berikut. 

(A) Aku  tidur,  ibu memasak,  dan  ayah  berkebun.

klausa: 

1. aku tidur (S+P)

2. ibu memasak (S+P) 

3. ayah berkebun (S+P)


(B) Aku  menonton  berita olahraga  di ruang tamu saat orang-orang rumah tidur di kamar.

klausa: 

1. aku menonton berita olahraga di ruang tamu (S+P+O+Ket. tempat) 

2. orang-orang rumah tidur di kamar (S+P+Ket. tempat)


(C) Ayah  membelikan  adik  sepeda baru  pada hari Sabtu kemarin karena adik mendapatkan juara satu.  

klausa: 

1. ayah membelikan adik sepeda baru pada hari Sabtu kemarin (S+P+O+Pelengkap+Ket. waktu) 


2. adik mendapatkan juara satu (S+P+O)

 

Itulah beberapa satuan bahasa yang sering muncul di kaidah kebahasaan jenis-jenis teks. Untuk menguji pemahamanmu, silakan kerjakan soal di tautan berikut. Kode soalnya adalah lsLHO1.

Latihan Soal 1

 

Continue reading Satuan Bahasa