Jumat, 28 Agustus 2020

Jenis-Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

 Jenis-Jenis Kata dalam bahasa Indonesia

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Berdasarkan bentuknya, kata dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi empat, yaitu : 

1. kata dasar, yang biasanya terdiri dari morfem dasar misalnya dari, merah, putih, lihat, kebun, buku, duduk, kelas, tidak; 

2. kata berimbuhan, yang dapat dibagi menjadi: 

  • kata yang berprefiks (berawalan), misalnya berlari, berpikir, menulis, penulis, pekerja; 
  • kata yang berinfiks (bersisipan), misalnya gemetar, gerigi, kemilau, gelegar; 
  • kata yang bersufiks (berakhiran), misalnya timbangan, langganan, pegangan, tinjauan; 
  • kata yang berkonfiks (berawalan dan berakhiran), misalnya persatuan, persaudaraan, kerajaan, kebenaran, kementrian, kemahasiswaan, persahabatan; 

3. kata ulang, yaitu kata yang diulang, misalnya rumah-rumah, buku-buku, main-main, berjalan-jalan; 

4. kata majemuk, misalnya saputangan, matahari, rumah sakit, orang tua, bumiputra, rumah makan. 

     Berdasarkan kesamaan bentuk, fungsi dan makna dalam tata kalimat bahasa Indonesia, kata dapat dikelompokkan menjadi sepuluh macam. Berikut penjelasannya. 

1. Nomina (Kata Benda) 

Nomina adalah nama dari semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan. Contoh: rumah, binatang, api, pemukul, panah, kebesaran, kekuatan, kemanusiaan, dsb. 


2. Verba (Kata Kerja) 

Verba atau kata kerja merupakan kata-kata yang menyatakan suatu perbuatan atau tindakan, proses, gerak, keadaan atau terjadinya sesuatu. Contoh: lari, tidur, menulis, berpikir, dsb. 


3. Adjektiva (Kata Sifat) 

Secara umum, adjektiva adalah kata yang menyatakan sifat, keadaan, watak seseorang, binatang atau benda. Dalam sebuah kalimat, adjektiva berfungsi sebagai penjelas subjek, predikat dan ojek. Contoh: merah, sedih, keras, pendek, gelap, dsb. 


4. Adverbia (Kata Keterangan) 

Adverbia (kata keterangan) adalah kata yang menerangkan predikat (verba) suatu kalimat. Contoh: sedikit, sering, jarang, kira-kira, dsb. Contoh dalam kalimat: 

Bobi sering membeli buku di toko buku Gerai Ilmu. 


5. Pronomina (Kata Ganti) 

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain dalam struktur kalimat. Contoh: Dia, kamu, ini, itu, di sana, dsb. Contoh dalam kalimat: 

Bobi sering membeli buku di toko buku Gerai Ilmu. Di sana dia membeli buku pelajaran, novel, dan buku pengetahuan lainnya. 


6. Numeralia (Kata Bilangan) 

Numaeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya sesuatu hal yang kongkret (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Contoh: tiga, sejuta, setengah, dua lusin, kelima, dsb. Contoh dalam kalimat: 

Ibu membeli tiga lusin piring, satu panci besar, dan setengah kilogram tepung. 


7. Konjungsi (Kata Sambung) 

Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, tetapi, sejak, sebab, kemudian, dsb. Contoh dalam kalimat: 

Ibu membeli tiga lusin piring, satu panci besar, dan setengah kilogram tepung. Kemudian, ibu pergi ke toko buah. 


8. Preposisi (Kata Depan) 

Preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja. Contoh: di, ke, dari, pada, akan, dsb. Contoh dalam kalimat: 

Kelelawar beraktivitas pada malam hari.


9. Kata seru (interjeksi)

Kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hari pembicara. Untuk memperkuat ungkapan rasa hari seperti kagum, sedih, dan heran, orang mamakai kata tertentu di samping kalimat yang mengandung makna pokok tersebut. Disamping interjeksi asli, dalam bahasa Indonesia ada pula interjeksi yang berasal dari bahasa asing. 

Berikut ini jenis-jenis interjeksi dan contohnya. 

a) Interjeksi kekesalan : sialan, busyet, keparat 

b) Interjeksi kekaguman : aduhai, asyik, amboi 

c) Interjeksi kesyukuran : syukur, alhamdulilah 

d) Interjeksi harapan : insya Allah, semoga 

e) Interjeksi keheranan : aduh, aih, ai, lo, eh 

f) Interjeksi kekagetan : astaga, masyaallah 

g) Interjeksi ajakan : ayo, mari 

h) Interjeksi panggilan : hai, he, halo 

i) Interjeksi simpulan : nah 


10. Kata sandang (artikula)

Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa Indonesia ada tiga jenis artikula, berikut penjelasannya. 

A. Artikula yang bersifat gelar pada umumnya berkaitan dengan orang atau hal yang dianggap bermartabat. Contoh: 

a) Sang : untuk manusia atau benda unik dengan maksud meninggikan martabat 

b) Sri : untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan/kerajaan 

c) Hang : untuk laki-laki yang sangat dihormati 

d) Dang : untuk wanita yang sangat dihormati 


B. Artikula yang mengacu pada makna kelompok atau makna kolektif dalam bahasa Indonesia yaitu penggunaan kata para. Dalam hal ini, kata para merupakan kata yang bermakna jamak, sehingga nomina yang dijelaskan tidak boleh berbentuk kata ulang. Misalnya, untuk menyatakan kelompok mahasiswa sebagai kesatuan yang dipakai adalah para mahasiswa bukan para mahasiswa-mahasiswa* 


C. Artikula yang menominalkan dalam bahasa Indonesia adalah penggunaaan kata si. Artikula si yang dapat menominalkan mengacu ke makna tunggal dan umum (generic) bergantung pada konteks kalimat. Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang dan dalam bahasa Indonesia nonformal digunakan untuk mengiringi pronominal dia. 

Berikut contoh pemakaian artikula si dalam bahasa Indonesia. 

a) Di depan nama diri pada ragam nonformal : si Ali, si Topan, si Badu 

b) Di depan kata untuk mengkhususkan : si pengirim, si alamat, si terdakwa 

c) Di depan nomina sebagai panggilan ejekan : si belang, si dungu, si kumis. 


0 komentar:

Posting Komentar