Senin, 25 Januari 2021

Ciri-Ciri dan Aspek Kebahasaan Teks Negosiasi

 Ciri-Ciri dan Aspek Kebahasaan 

Teks Negosiasi

Halo Semua. Bagaimana kabarmu hari ini?  Kembali lagi di blog meja belajar.  Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan mengenai aspek kebahasaan teks negosiasi.  Kalian sudah tahu kan apa itu teks negosiasi? Jika belum tahu saya di link berikut: 

Teks Negosiasi - Struktur dan Contoh

Sama halnya dengan teks yang lain teks negosiasi juga memiliki aspek atau ciri kebahasaan tersendiri? Apa saja ciri kebahasaan teks negosiasi? berikut penjelasannya. 

1. Melibatkan Dua Pihak atau Lebih 

Sebuah negosiasi umumnya dilakukan oleh dua pihak atau lebih.  Maka dari itu dalam teks negosiasi pasti ada percakapan atau perundingan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih.  


2. Menggunakan Bahasa Lisan yang Didukung Gerak Tubuh dan Ekspresi Wajah 

Poin yang kedua ini umumnya terjadi saat negosiasi dilakukan secara lisan.  Negosiasi yang dilakukan secara lisan. Sama halnya ketika seseorang  berbicara atau bertutur kata yang mana seringkali menggunakan bahasa lisan, yang didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah.  itu bertujuan untuk meyakinkan pendapat atau menegaskan pernyataan yang  disampaikan saat proses negosiasi.  


4. Terdapat Konflik/ Perselisihan/ Pertentangan 

Negosiasi terjadi karena adanya nya perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat terjadi karena adanya konflik,  perselisihan,  atau adanya pertentangan. Untuk mencari atau mengatasi  masa tersebut maka dilakukan proses negosiasi. 


5. Adanya Tawar-Menawar atau Tukar-Menukar 

Tawar-menawar dalam negosiasi terjadi karena adanya permintaan salah satu pihak yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Tawar-menawar atau tukar menukar akan selesai jika sudah terjadi kesepakatan dalam proses negosiasi. 


6. Diakhiri dengan Sepakat atau Tidak Sepakat 

Proses negosiasi  dinyatakan berhasil apabila terjadi kesepakatan yang  disetujui oleh kedua belah pihak.  Namun apabila tidak terjadi kesepakatan maka proses negosiasi tersebut dikatakan belum berhasil. 


    Kelima point di atas adalah ciri-ciri atau karakteristik bentuk teks negosiasi. Berkaitan dengan kebahasaan teks negosiasi,  juga hampir sama dengan poin-poin di atas. Berikut penjelasannya. 

1. Adanya Partisipan 

Partisipan adalah pihak yang ikut dalam proses negosiasi. partisipan berbeda dengan tokoh. Partisipan benar- benar-benar terlibat dalam proses negosiasi. Adapun tokoh merupakan pelaku yang ada dalam cerita (fiksi). Perhatikan  kutipan dialog berikut ini. 


Penjual : “Silakan mampir, Bu. Buah di sini masih segar. Silakan dipilih.”

Pembeli : “Saya ingin beli jeruk, tapi yang manis, ada tidak, Bang?”

Penjual : “Ada, Bu. Itu di sebelah kanan. Silakan dipilih. Dijamin masih segar-segar, Bu.”


Berdasarkan kutipan dialog di atas diketahui bahwa partisipan dalam proses negosiasi di atas adalah penjual dan pembeli. 


2. Bahasa Santun 

Proses negosiasi yang baik salah satunya menggunakan bahasa yang santun. Bahasa yang santun artinya tidak menyinggung pihak lain.  Jadi tuturan atau perkataan yang di sampaikan  oleh  kedua belah pihak  atau lebih sama-sama diterima tanpa menyinggung pihak lain. Berikut ini adalah contoh bahasa yang santun dan yang kurang santun. 


Penjual : “Silakan mampir, Bu. Buah di sini masih segar. Silakan dipilih.”

Pembeli : “Saya ingin beli jeruk, tapi yang manis, ada tidak, Bang?”

Penjual : “Ada, Bu. Itu di sebelah kanan. Silakan dipilih. Dijamin masih segar-segar, Bu.”


    Jika kamu cermati dalam cuplikan dialog di atas terdapat kata “bu”, “saya”, dan “bang”. Kata-kata tersebut adalah contoh kata sapaan. Salah satu fungsi kata sapaan adalah untuk memperhalus tuturan atau perkataan yang yang diucapkan. Selain itu dalam kutipan di atas juga terdapat kata “silakan”. Kata silakan digunakan untuk memperhalus tuturan ketika akan menyuruh atau memberikan perintah kepada orang lain. 

    Bandingkan kutipan dialog di atas dengan kutipan dialog berikut. Dalam kutipan dialog berikut ini kata sapaan dan kata “silakan” dihilangkan. 


Penjual : “Silakan mampir. Buah di sini masih segar. Dipilih-dipilih.”

Pembeli : “Ingin beli jeruk, tapi yang manis, ada tidak?”

Penjual : “Ada. Itu di sebelah kanan. Silakan dipilih. Dijamin masih segar-segar.” 


    Kutipan dialog di atas ketika dibaca memang perbedaannya tidak terlihat.  Akan tetapi jika  kamu praktikkan atau ucapkan pasti terdengar kurang santun.  

    Maka dari itu Alangkah baiknya jika kamu berkomunikasi dengan orang lain khususnya yang umurnya lebih tua darimu gunakanlah kata sapaan,  baik itu komunikasi lisan maupun tulis. 

3. Pasangan Tuturan 

 Proses negosiasi umumnya dilakukan dengan bahasa lisan  dalam bentuk dialog.  Jadi di setiap tuturan yang disampaikan pasti memiliki pasangan tuturan yang sesuai.  maka dari itu dalam teks negosiasi terdapat pasangan tuturan. itu menjelaskan Bagaimana komunikasi yang terjadi dalam proses negosiasi.  

(1) Penjual : “Silakan mampir, Bu. Buah di sini masih segar. Silakan dipilih.”

(2) Pembeli : “Saya ingin beli jeruk, tapi yang manis, ada tidak, Bang?”

(3) Penjual : “Ada, Bu. Itu di sebelah kanan. Silakan dipilih. Dijamin masih segar-segar, Bu.” 

(4) Pembeli : "Bang, berapa harga jeruk yang ini?"

(5) Penjual : "Satu kilo, dua puluh ribu, Bu. Murah mari dibeli. Boleh dicoba, gratis."

Berdasarkan kutipan dialog di atas dapat kita ketahui bahwa tuturan atau dialog nomor (1) pasti berpasangan dengan dialog nomor (2).  Itu karena  kalimat nomor (1) dan nomor (2) itu saling berkaitan.  Jadi kurang tepat jika kalimat nomor (1) dipasangkan dengan nomor (), (4), atau (5). 


4. Kalimat Persuasi 

Kalimat persuasif dalam teks negosiasi digunakan untuk mengajak atau membujuk secara halus  agar lawan bicara menjadi yakin.  perhatikan kutipan  berikut.  Dalam kutipan tersebut terdapat kata “silakan”.  Dialog nomor (3) berikut adalah contoh kalimat persuasif. 

(2) Pembeli : “Saya ingin beli jeruk, tapi yang manis, ada tidak, Bang?”

(3) Penjual : “Ada, Bu. Itu di sebelah kanan. Silakan dipilih. Dijamin masih segar-segar, Bu.” 


5. Kalimat Deklaratif 

Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi informasi atau menjelaskan sebuah pernyataan. Kalimat deklaratif disebut juga dengan kalimat berita. Kalimat ini diakhiri dengan tanda baca titik. Berikut adalah contoh kalimat deklaratif. 


Pembeli : "Bang, berapa harga jeruk yang ini?"

Penjual : "Satu kilo, dua puluh ribu, Bu. Murah mari dibeli. Boleh dicoba, gratis." 

 

Kalimat  yang tertulis dengan huruf tebal adalah contoh kalimat deklaratif.  Kalimat tersebut menjelaskan harga 1 kg jeruk. Berdasarkan kalimat tersebut kita mengetahui bahwa harga 1 kg jeruk adalah Rp20.000. 


6.  Kalimat Interogatif 

 Kalimat interogatif juga disebut dengan kalimat tanya.  Pastinya kalimat ini diakhiri dengan tanya (?).  Negosiasi adalah proses komunikasi dua pihak atau lebih. Dalam komunikasi tersebut pasti ada pertanyaan, jawaban, dan ajakan. Sama halnya dengan kamu ketika melakukan sebuah pembicaraan. 


Pembeli : "Bang, berapa harga jeruk yang ini?"

Penjual : "Satu kilo, dua puluh ribu, Bu. Murah mari dibeli. Boleh dicoba, gratis." 

 

Dialog yang diucapkan oleh pembeli adalah contoh kalimat interogatif. 


7.  Ungkapan Kesepakatan 

Negosiasi bertujuan untuk mencapai kesepakatan tanpa adanya paksaan dari kedua belah pihak. Proses negosiasi dikatakan berhasil apabila terjadi kesepakatan.  Ungkapan atau kata penanda terjadinya kesepakatan antara lain,  setuju,  sepakat,   baiklah saya terima, dsb. Berikut ini adalah contoh kalimat yang di dalamnya terdapat ungkapan kesepakatan. 


Pak Anton: Jika anak saya PKL di Bali, itu biayanya mahal, Pak.

Bu Yati: “Benar, Pak. Belum lagi jika memerlukan peralatan penunjang praktik. Pasti akan lebih mahal.” 

Pak Joko: “Memang benar, Pak, Bu. Namun, itu semua akan terbayarkan karena ilmu dan pengalaman yang didapatkan anak Bapak dan Ibu lebih banyak daripada di tempat yang biasanya.” 

Pak Anton: “Iya, saya tahu, Pak Waka. Kami berharap ada bantuan, keringan, atau potongan biaya dari sekolah.” 

Pak Joko: “Jangan khawatir, Pak, Bu. Sekolah akan mensubsidi 30% total biaya PKL, karena ini juga untuk meningkatkan mutu lulusan sekolah ini.” 

Bu Yati: “Jika memang seperti itu, saya setuju, Pak.” 

Pak Anton: “Iya, saya juga sepakat, Pak. Saya akan mengizinkan anak saya PKL di lokasi tersebut.”  


Dua dialog terakhir dari kutipan di atas adalah contoh kalimat yang menggunakan ungkapan kesepakatan yaitu kata sepakat dan dan setuju.


    Itulah penjelasan mengenai ciri dan kebahasaan teks negosiasi.  Jika kamu masih bingung silakan tanyakan di kolom komentar.  Jangan lupa selalu tambah wawasanmu  di “Mejja Belajar”

#belajarteksnegosiasi

0 komentar:

Posting Komentar