Minggu, 24 Januari 2021

Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi

Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi

    Hai semua. Kembali lagi di blog Mejja Belajar. Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan teks negosiasi dalam bentuk narasi.  




    Kalian sudah tahu kan kalau teks negosiasi itu berisi percakapan atau perundingan dua pihak atau beberapa pihak yang berunding untuk menemukan kesepakatan atau persetujuan. Jika kedua pihak sudah menemukan kesepakatan yang dilandasi tanpa paksaan, maka negosiasi dikatakan berhasil. 

    Umumnya teks negosiasi berbentuk dialog. Akan tetapi teks negosiasi juga ada yang berbentuk narasi. Berikut ini adalah contoh teks negosiasi dalam bentuk narasi. 

Rumah atau (Rumah) Kos?

    Di masa pandemi semua kegiatan dibatasi. Salah satunya kegiatan di dunia pendidikan. Pandemi sudah berlangsung hampir satu tahun. Jonathan Alexa adalah salah satu mahasiswa di kota Yogyakarta. Dia merasa bahwa indeks prestasinya (IP) kurang. Hal itu dikarenakan perkuliahan yang berlangsung secara daring. Selama kuliah daring dia berada di rumah. Sama halnya dengan orang-orang pada umumnya ketika melaksanakan kegiatan di rumah terasa sangat bosan, jenuh, dan “berat” karena sudah berlangsung lama. Begitu juga dengan apa yang dirasakan Jonathan.  

    Jonathan merasa IP-nya kurang, jenuh di rumah, dan ingin belajar hidup manduri. Oleh karena itu dia memutuskan untuk tinggal di rumah kos. Akan tetapi ibunya tidak mengijinkan karena pembelajaran tatap muka di kampus belum pasti. Namun, Jonathan merasa sangat jenuh di rumah dan terasa malas jika harus melakukan pembelajaran daring di rumah. Dia terkadang merasa malas kalau hendak belajar materi perkuliahan. Atas dasar itulah Jonathan ingin sekali mencari kos dan tinggal di rumah kost meskipun ibunya tidak menyetujui.  

    Jonathan meminta kepada ibunya agar dia diizinkan tinggal di kos. Namun ibunya tidak mengijinkan karena jika Jonathan tinggal di kos orang tuanya tidak bisa langsung mengontrol dirinya. Mengetahui alasan tersebut Jonathan lalu memberikan penjelasan kalau dirinya akan menjaga diri dan tidak terpengaruh oleh pergaulan yang kurang baik. Negosiasi yang dilakukan antara Jonathan dan ibunya cukup alot. 

    Alasan Jonathan masuk akal tapi ibunya tidak langsung menerima begitu saja. Ibunya memberikan alasan lain. Menurutnya jika Jonathan tinggal di kos itu akan menambah jumlah pengeluaran dan boros. Jonathan langsung mengelak karena dia sudah mendapatkan beasiswa. Menurutnya, dia tidak akan meminta uang kepada ibunya. Dia menambahkan, jika tinggal di kos maka dirinya bisa hidup mandiri. Negosiasi belum menemukan titik temu. 

    Keduanya terdiam. Jonathan mash belum diizinkan tinggal di kos. Ibunya beralasan rumah menjadi sepi dan dirinya merasa tidak punya teman di rumah jika Jonathan tinggal di kos. Mereka sama-sama ngotot. Jonathan berjanji akan pulang setiap akhir pekan. Dia yakin karena jarak rumah dan kosnya cukup dekat dan mudah jika diakses dengan kereta. Beberapa menit kemudian kakak Jonathan pulang. Dia menanyakan hal apa yang sedang dibicarakan. Setelah mengetahui pokok permasalahan yang diperbincangkan, kakaknya setuju jika Jonathan tinggal di kos. Kakak Jonathan beralasan Jonathan tidak lama tinggal di kos karena dua bulan berikutnya bulan Ramadan. 

    Ibu Jonthan masih ragu. Jonathan meyakinkan ibunya dengan memberikan penjelasan bahwa selama bulan Ramadan dia akan lebih sering tinggal di rumah daripada di kos. Akhirnya ibunya setuju dengan memberikan beberapa syarat. Syarat tersebut adalah Jonathan harus bisa hidup mandiri, tidak terpengaruh pergaulan yang negatif, selalu memberikan kabar, dan kuliah harus dengan sungguh-sungguh. Jika Jonathan tidak bisa melaksanakan ketiga yang diminta oleh ibunya maka selama pembelajaran di kampus masih daring, Jonathan harus tinggal di rumah. 

    Jonathan terdiam karena sedikit bingung. Kakaknya meyakinkan dia. Kakak Jonathan berpendapat, jika Jonathan sudah saatnya belajar hidup mandiri. Akhirnya Jonathan menyetujui permintaan ibu dan kakaknya. Negosiasi pun menemukan persetujuan.


#belajarteksnegosiasi

0 komentar:

Posting Komentar